Penyedia layanan jasa service cold storage di semarang
Kami gunung putra teknik sebagai penyedia jasa maintenance unit pendingin menyegerakan perawatan cold storage di perusahaan-perusahaan di semarang dan sekitarnya ,dimana kebutuhan akan unit pendingin ini cukup berpengaruh baik di dunia perdagangan maupun industri serta dunia kedokteran sebagai ruang penyimpanan.
Dengan berbekal pengalaman dan studi di bidang pendingin dan tata udara yang mana dalam hal ini profesionalitas adalah harapan bagi setiap pengguna jasa maintenance.intregritas dan profesionalitas kami di dukung oleh teknisi-teknisi yang berkompeten di bidang tata udara sehingga kami yakin akan mampu menjadikan pelanggan kami puas dan dengan adanya kepuasan dari konsumen kami maka selesailah tugas dan tanggung jawab kami di lapangan.
kami rasa dengan adanya kepuasan pelanggan kami maka kami berharap kedepan akan menjadikan pelanggan kami adalah rekan kerja kami yang sebagai tolak ukur usaha kami dalam hal memberikan pelayanan yang maksimal dan berstandar tinggi mengenai kualitas dan profesionalitas kerja dalam hal ini service cold storage.
Dalam perkembanganya kami juga melayangi penginstalan unit baru dan pengadaan init cold storage.
Untuk info pemesanan baik untuk perawatan,pemasangan maupun pengadaan unit ,silahkan hubungi contact kami.
Pengertian Cold Storage
Proses pendinginan merupakan proses yang populer untuk penyimpanan
produk-produk pertanian. Dengan menurunkan suhu suatu produk, aktivitas enzim
dan mikroba yang ada akan berkurang, sehingga penurunan mutu atau kerusakan
dapat dihambat. Pada buah-buahan atau sayur-sayuran, pengendalian proses
pendinginan merupakan faktor kritis karena dapat menyebabkan chilling injury
bila dibawah suhu tertentu.
Bangunan cold storage
adalah sebuah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan bahan-bahan mentah agar
tidak mengalami proses pembusukan sampai pada waktunya akan dikirim ke
konsumen, dimana pencegahan kebusukan dilakukan dengan metode pendinginan. Cold
storage dapat diilustrasikan sebagai sebuah bangunan besar yang fungsinya
seperti lemari pendingin. Bangunan dengan temperatur rendah ini hanya dapat
difungsikan dengan baik jika kita memastikan ruangan tertutup rapat dalam
artian udara tidak dapat keluar masuk dan memakai alat pendingin (refrigeration) untuk menjaga temperatur tetap
rendah dengan mengeluarkan udara dingin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan cold storage meliputi sebagai berikut:
1. Panas dari luar berpindah melalui lantai, dinding, dan plofond. Oleh karena itu, ketebalan dan tipe dari insulasi dari konstruksi akan menetukan perpindahan panas ini.
2. Metode pengoperasian dari ruangan ini akan mempengaruhi sushu ruangan. Semakin lama pintu ruangan terbuka maka panas dari luar ruangan akan masuk ke dalam ruangan. Metode pembukaan dan penutupan pintu secara cepat akan sangat bermanfaat untuk menjaga temperatur rendah.
3. Desain Lantai
Desain lantai sebuah bangunan cold storage
adalah salah satu pertimbangan paling penting dalam proses membangun sebuah
cold storage yang aman dan bebas dari kerusakan struktur akibat kembang susut.
Hal ini karena lantai akan mendapat beban suhu dingin yang dapat masuk ke dalam
pondasi sehingga menyebabkan tekanan ke atas lantai yang dapat menimbulkan
kerusakan lantai. Oleh sebab itu maka desai lantai ini harus betul-betul kedap
dari udar dingin. Pada bangunan cold storage biasanya di bawah lapisan lantai
dilapisi dengan bahan styrofoam
kepadatan tinggi, pengecoran dengan mutu tinggi
dan juga ditempatkan pipa hawa agar menjaga suhu di bawah lantai tetap
stabil dan tidak terpengaruh oleh suhu dingin
di atasnya. Selain itu perencanaan lantai juga harus diperhitungksn terhadap
beban-beban rak yang cukup berat yang akan berada di atasnya, juga terhadap
beban penggunaan forklift.
4. Tipe Tipe Panel Isolasi
Terdapat banyak bahan-bahan panel isolasi yang
sekarang dikembangkan. Karakteristik panel-panel yang tersedia saat ini
terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Tipe Tipe Panel Isolasi Beserta
Karakteristiknya
Tipe Panel
|
Nilai U
W/m2 0C
|
Bobot
kg/m2
|
Biaya/m2 yang diinstalasi (kira-kira)
|
Penyerapan air yang dimungkinkan
|
Polystyrene
|
0,34
|
11,2
|
₤30
|
1,0 %
|
Styrofoam
|
0,24
|
13,3
|
₤36
|
0,5%
|
Polyurethane
|
0,30
|
13,3
|
₤38
|
2,0%
|
Mineral Wool
|
0,38
|
19,0
|
₤43
|
50,0%
|
Salah satu bahan panel yang bisa digunakan
untuk pembangunan cold storage adalah polysterene yang telah digunakan sejak
pertengahan 1960-an. Polysterene ini lebih ekonomis untuk dipasang dan bobotnya
lebih ringan daripada bahan-bahan yang lain.
Jenis bahan yang lain yaitu Styrofoam yang
memiliki karakteristik untuk menahan beban yang lebih besar. Oleh karena itu, biasanya
digunakan dalam pembuatan lantai walaupun bahan styrofoam belum dikembangkan
untuk penggunaan panel. Sedangkan polyurethane, walau harganya cukup mahal
namun memiliki sebuah nialai U yaitu nilai dari koefisien perpindahan panas
yang lebih baik dibanding bahan lainnya. Polyurethane biasanya digunakan di
benua Eropa yang kini telah merambah Asia dan mulai banyak digunakan di
Indonesia.
Panel-panel mineral wool digunakan dalam
situasi-situasi resiko kebakaran tinggi. Bahkan tidak disarankan untuk dipakai
karena tidak ekonomis, harganya mahal, dan bobot yag berat, dan terutama
kemampuannya menyerap air berarti bahwa sebuah kebocoran uap menyebabkan
terbentuknya es yang berlebihan dan peningkatan bobot yang sangat besar
sehingga kalau digunakan di sepanjang bangunan dapat menyebabkan keruntuhan.
Seperti
bangunan pada umumnya, maka beban-beban yang membebani bangunan cold storage secara
garis besar sama dengan bangunan pada umumnya, yaitu :
- Beban mati
- Beban hidup
- Beban gempa
- Beban angin
- Beban akibat perubahan suhu
Beban akibat perubahan suhu merupakan jenis beban yang tidak dimiliki oleh bangunan lain, karena
di dalam bangunan cold storage suhunya sampai -250C sedangkan suhu
di luar ruangan mencapai +360C,
perbedaan suhu yang ekstrim inilah yang mengakibatkan beberapa bagian pada
bangunan cold storage berbeda dengan bangunan pada umumnya.
Cara penyimpanan produk dalam ruangan berpendingin sangat dipengaruhi oleh:
- Debit aliran udara (diusahakan sekitar 100 cfm per ton produk)
- Tumpukan produk
- Ventilasi antar kotak
- Suhu udara terendah
Pengelompokan Bangunan Cold Storage
Bangunan
cold storage dapat dikelompokkan menurut fungsi utamanya, yaitu :
- Bangunan yang biasanya difungsikan untuk menyimpan sayur-sayuran dan buah-buahan. Bangunan ini bersuhu > 0 0C.
- Bangunan yang biasanya difungsikan untuk menyimpan makanan beku seperti ikan dan daging. Bangunan ini didalamnya memiliki suhu sampai -250C.
- Bangunan yang biasanya difungsikan untuk memproduksi ice cream.
Cold storage dapat mempertahankan mutu ikan
selama 1-9 bulan, tergantung pada keadaan dan jenis
ikan, cara pembekuan dan cara/kondisi penyimpanannya. Dengan teknik penanganan
yang ideal , ikan dapat disimpan lebih dari 4 tahun dalam cold storage.
Desain yang benar dan penggunaan yang benar
dari cold storage dapat meminimalisasikan kerusakan selama penyimpanan dan
memperpanjang masa simpan produk.
Faktor design yang paling penting adalah:
- Suhu rendah
- Keseragaman suhu dalam seluruh ruangan cold storage
- Kestabilan suhu dengan fluktuasi yang minimal
- Distribusi udara yang baik untuk mempertahankan keseragaman suhu
- Sirkulasi udara minimum untuk mencegah dehidrasi
- Minimum ingress udara untuk meminimalkan fluktuasi
Suhu cold storage dikendalikan dengan
termostat, alat ini menghentikan pendinginan jika suhu cold storage telah
mencapai derajat tertentu, dan menjalankannya kembali jika suhu naik kempali sampai derajat
tertentu pula. Selisih antara kedua suhu tersebut biasanya tidak lebih dari 200C.
Tipe Tipe Cold Storage
1.
Jacketed Cold Storage (Cold Storage Berjaket)
Tipe
ini merupakan ruang penyimpanan yang ideal, tetapi konstruksinya sangat mahal.
Ruang dalam terisolasi total dari jaket udara. Karena itu lapisan dalam harus
dibuat dari bahan yang tidak dapat ditembus udara. Sambungan-sambungannya harus
dibuat kedap udara.
Sistem cold storage ini menjamin bahwa
perbedaan suhu didalam ruang penyimpan cukup kecil. Hal ini dicapai karena
aliran dari udara dingin mengelilingi bagian luar dari ruangan dalam storage.
Selain itu, karena pemasukan panas sangat kecil, RH yang tinggi dapat
dipertahankan. Dengan demikian, dehidrasi produk sangat terbatas.
Tipe ini tidak memerlukan kipas didalam ruang
penyimpan. Hal ini merupakan faktor lain yang mendukung dihasilkannya produk
yang baik. Tipe ini tidak banyak dipakai karena kemahalannya dan karena tidak
cocok jika beban panas dari produk cukup tinggi.
2.
Gridded Cold Storage(Cold Storage dengan Pipa Pendingin Polos)
Pada tipe ini, pipa pendingin polos dirangkai
menutupi seluruh langit-langit dan di dinding ruangan cold storage. Tipe ini juga menghasilkan kondisi
penyimpanan yang baik karena suhu dalam ruangan cukup merata tanpa
disirkulasikan dengan kipas. Panas yang masuk melalui dinding segera
dikeluarkan tanpa mengganggu produk yang disimpan.
Kecepatan pemindahan panas kepipa hanya sedikit
berkurang jika pipa tertutup es sihingga defrost tidak perlu sering dilakukan.
Cold storage jenis ini dapat bekerja berbulan-bulan tanpa defrosting.
Kelemahan atau kerugian utama dari tipe ini
adalah:
- Ada banyak saluran-saluran pipa yang kompleks
- Memerlukan bahan refrigeran dalam jumlah yang banyak
- Struktur cold storage harus kuat untuk menahan pipa-pipa dan refrigeran.
- Memerlukan bejana penampung regfrigeran jika cooler perlu dikosongkan untuk diperbaiki
3.
Finned Grid Stores (Cold Storage dengan Pipa Bersirip)
Tipe ini mirip dengan gridded cold storage
tapi pipa yang digunakan adalah pipa bersirip. Dengan pipa bersirip ini jika
dirangkai dilangit-langit saja sudah mencukupi, tanpa memerlukan rangkaian pipa
didinding. Dengan demikian biaya dapat dikurangi, akan tetapi kelemahannya
adalah pipa tidak menutupi dinding sehingga kondisi penyimpanannya tidak sebaik
cold storage dengan pipa polos. Pipa bersirip lebih sulit di-dfrost dan defrost
perlu dilakukan sesering mungkin.
4.
Cold Storage dengan Unit Cooler
Tipe ini paling banyak digunakan karena
paling murah pemasangannya; hanya sedikit memerlukan bahan pendingin; mudah
di-defrost dan tidak memerlukan struktur penyangga yang berat. Kelemahannya
adalah beberapa rancangan tidak memungkinkan distribusi udara yang merata di
dalam cold storage sehingga menyebabkan kondisi penyimpanan yang buruk.
Bagian Bagian Cool Storage
Kompresor
Kompresor mengubah uap refrigeran yang masuk
pada suhu dan tekanan rendah menjadi uap bertekanan tinggi. Penambahan tekanan
uap refrigeran dengan kompresor ini dimaksud agar refrigeran dapat mengembun
pada temperatur yang relatif tinggi. Kompresor juga mengubah suhu refrigeran
menjadi lebih tinggi akibat proses yang bersifat isentropik. Refrigerant gas
bertekanan rendah dikompresikan menjadi refrigerant gas bertekanan tinggi
dengan bantuan daya dari luar sistem (input power).
Kondenser
Kondenser berfungsi untuk mengembunkan atau
mengkondensasikan refrigeran bertekanan tinggi dari kompresor. Pemipaan yang
menghubungkan antara kompresor dengan kondenser dikenal dengan saluran buang (discharge
line). Dengan demikian, pada kondenser terjadi perubahan fasa uap ke cair
ini selalu disertai dengan penbuangan kalor ke lingkungan. Refrigerant gas
bertekanan tinggi dirubah menjadi refrigerant cair dengan tekanan tetap tinggi
dengan cara membuang kalor ke lingkungan sekitarnya.
Ekspansi
Bentuk katup ekspansi yang paling sederhana adalah
pipa kapiler panjang. Alat ekspansi dapat berupa pipa kapiler, katup ekspansi
termostatik (TXV, thermostatik expansion valve), katup ekspansi automatik,
maupun katup ekspansi manual. Komponen ini berfungsi memberikan satu cairan
refrigeran dalam tekanan rendah ke Evaporator sesuai dengan kebutuhan. Pada
alat ekspansi terjadi penurunan tekanan refrigeran akibat adanya penyempitan
aliran.
Pada prinsipnya, katup ekspansi adalah alat
yang dapat mengendalikan aliran refrigeran ke evaporator baik secara manual
ataupun otomatik. Refrigerant cair bertekanan tinggi diturunkan tekanannya
dengan bentuk refrigerant menjadi cairan yang bercampur dengan sedikit gas.
(Gelembung gas terjadi karena adanya penurunan tekanan).
Evaporator
Evaporator adalah komponen yang digunakan untuk
mengambil kalor dari suatu ruangan atau suatu benda yang bersentuhan dengannya.
Pada evaporator terjadi pendidihan (boiling) atau penguapan (evaporation),
atau perubahan fasarefrigran dari cair menjadi uap. Refrigeran pada umumnya
memiliki titik didih yang rendah. Dengan demikian, refrigeran mampu menyerap
kalor pada temperatur yang sangat rendah. Refrigerant cair dirubah menjadi
gas/uap dengan cara menyerap kalor dari ruang yang dikondisikan. Refrigerant
gas/uap kemudian dihisap oleh Kompresor dan disirkulasikan kembali.
Termostat
Termostat merupakan alat kontrol yang digunakan
untuk menjaga temperatur ruangan atau produk pada kisaran tingkat nilai
yang diinginkan.
Hlpstat
Hlpstat (high-low pressurestat) adalah alat kontrol yang
memiliki fungsi menjaga sitem refrigerasi agar bekerja pada kisaran tekanan
yang diinginkan
Langkah Kerja Cool Storage
- Kompresor:
Refrigerant gas bertekanan rendah dikompresikan menjadi refrigerant gas
bertekanan tinggi dengan bantuan daya dari luar sistem (input power).
- Kondenser:
Refrigerant gas bertekanan tinggi dirubah menjadi refrigerant cair dengan
tekanan tetap tinggi dengan cara membuang kalor ke lingkungan sekitarnya.
- Ekspansi:
Refrigerant cair bertekanan tinggi diturunkan tekanannya dengan bentuk
refrigerant menjadi cairan yang bercampur dengan sedikit gas. (Gelembung gas
terjadi karena adanya penurunan tekanan).
- Evaporator:
Refrigerant cair dirubah menjadi gas/uap dengan cara menyerap kalor dari ruang
yang dikondisikan.
- Refrigerant
gas/uap kemudian dihisap oleh Kompresor dan disirkulasikan kembali.
Pengawetan Ikan Menggunakan Cold Storage
Ikan merupakan makanan yang mudah mengalami
pembusukan. Apalagi di daerah tropis seperti Indonesia yang bersuhu relatif
tinggi. Akan tetapi, umur penyimpanan ikan dapat diperpanjang
dengan penurunan suhu. Bahkan ikan
yang dibekukan dapat disimpan sampai beberapa bulan, sampai saat dibutuhkan
ikan dapat dilelehkan dan diolah lebih lanjut oleh konsumen. Rantai aliran
makanan beku atau rantai dingin (cold chain) umumnya terdiri dari : pembekuan,
penyimpanan dalam gudang dingin, diangkut dengan mobil berpendingin (refrigerated
truck), dipamerkan dalam lemari dingin di toko makanan, akhirnya disimpan di
dalam freezer lemari es di rumah.
Pengawetan
ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah cold
storage. Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan
untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih
rendah, yaitu jauh di bawah titik beku ikan. Pembekuan mengubah hampir seluruh
kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan
kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus kembali seperti sebelum dibekukan.
Ikan-ikan yang dibekukan untuk dikonsumsi mentah (sashimi) mutlak memerlukan
terpeliharanya sifat-sifat ikan segar yang dibekukan, agar ketika dilelehkan
tidak dapat dibedakan dari ikan segar.
Tubuh ikan sebagian besar (60-80%) terdiri
atas cairan yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel
Sebagian besar dari cairan itu (+67%) berupa free water dan selebihnya (+5%)
berupa bound water. Bound water adalah air yang terikat kuat secara kimia
dengan substansi lain dari tubuh ikan.
Proses tersebut terbagi atas 3 tahapan yaitu:
1.
Tahap suhu menurun dengan cepat sampai 00C yaitu titik beku
air.
2.
Tahap suhu turun perlahan-lahan untuk merubah air menjad kristal-kristal
es. Tahap ini sering disebut periode ”thermal arrest”.
3.
Tahap ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika kira-kira 55% air
telah menjadi es. Pada tahap ini sebagian besar atau hampir seluruh air
membeku.
Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal
arrest ini pembekuan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu bila
thermal arrest time lebih dari 2 jam.
2. Pembekuan cepat (quick freezing), yaitu
pembekuan dengan thermal arrest time tidak lebih dari 2 jam.
Kristal-kristal es yang terbentuk selama
pembekuan dapat berbeda-beda ukurannya tergantung pada kecepatan pembekuan.
Pembekuan cepat menghasilkan kristal-kristal yang kecil-kecil di dalam jaringan
daging ikan. Jika dicairkan kembali, kristal-kristal yang mencair diserap
kembali oleh daging dan hanya sejumlah kecil yang lolos keluar sebagai drip.
Sebaliknya pembekuan lambat menghasilkan
kristal-kristal yang besar-besar. Kristal es ini mendesak dan merusak susunan
jaringan daging. Tekstur daging ketika ikan dicairkan menjadi kurang baik,
berongga, keropos dan banyak sekali drip yang terbentuk. Ikan yang dibekukan
dengan lambat tidak dapat digunakan sebagai bahan bagi pengolahan-pengolahan
tertentu misalnya pengalengan, pengasapan, dan sebagainya. Atas
pertimbangan-pertimbangan diatas, maka disamping untuk menyingkat waktu dan
menghasilkan output yang tinggi maka ikan mutlak dibekukan dengan cepat.
Belum ada definisi tentang pembekuan cepat
yang dapat diterima semua pihak. Beberapa pendapat dikemukakan dengan alasan
sendiri-sendiri. Sangat langka orang yang dapat membedakan ikan segar dengan
ikan yang dibekukan antara 1 jam dan 8 jam. Tetapi jika lebih dari 12 jam,
perbedaannya jadi nyata. Pembekuan yang memakan waktu 24 jam atau lebih yang
dilakukan dengan freezer yang dirancang atau dioperasikan dengan buruk pasti
akan menghasilkan ikan beku dengan kualitas rendah. Pembekuan yang
berkepanjangan, misalnya pembekuan yang dilakukan dengan menimbun ikan di cold
storage, dapat menyebabkan ikan membusuk oleh kegiatan bakteri sebelum bagian
tengah tumpukan ikan mencapai suhu yang rendah.
Inggris menentukan batas
waktu tidak lebih daripada dua jam untuk melewati daerah kritis sebagai
pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria kurang dari 30 menit
untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sementara Amerika Serikat
menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan pembekuan cepat dan lambat.
Inggris menentukan batas waktu tidak lebih daripada dua jam untuk melewati
daerah kritis sebagai pembekuan cepat, sedangkan Jepang memberikan kriteria
kurang dari 30 menit untuk melewati daerah kritis sebagai pembekuan cepat,
sementara Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit untuk membedakan
pembekuan cepat dan lambat.
Definisi yang lebih banyak diterima tidak menyebutkan lama pembekuan atau
kecepatan pembekuan, tetapi semata-mata menyebutkan bahwa ikan harus dibekukan
secepatnya dan diturunkan suhunya didalam freezer hingga mencapai suhu
penyimpanan.
Ikan yang telah dibekukan perlu disimpan
dalam kondisi yang sesuai untuk mempertahankan kualitasnya. Biasanya ikan beku
disimpan dalam cold storage, yaitu sebuah ruangan penyimpanan yang dingin. Penyimpanan ini merupakan tahap yang pokok dari
cara pengawetan dan pembekuan. Suhu yang biasanya direkomendasikan untuk cold
storage umumnya -30 0C
hingga -60 0C,
tergantung pada kebutuhan. Pada suhu ini perubahan dan denaturasi protein dapat
diminimalisasikan, selain itu aktivitas bakteri juga berkurang. walaupun
penurunan mutu tetap terjadi tetapi bisa diminimalisasikan.
Selain perubahan mikrobiologi dan kimia, selama penyimpanan beku terjadi
perubahan secara fisik yaitu pada kristal-kristal es baik bentuk maupun ukuran.
Perubahan ini sering disebut Rekristalisasi (Recristallisation).
Terdapat 3 jenis rekristalisasi yang terjadi
pada produk pembekuan selama penyimpanan beku yaitu:
1.
Isomass Recristallisation, terjadi perubahan bentuk permukaan atau
struktur internal dari kristal es.
2.
Accretive Recristallisation, dua kristal es yang berdekatan bergabung
membentuk kristal es yang lebih besar.
3.
Migratory Recristallisation,
terjadinya kenaikan ukuran rata-rata kristal es dan berkurangnya jumlah
rata-rata kristal es karena terbentuknya kristal-kristal es yang lebih besar
dari kristal-kristal es yang lebih kecil.
GUNUNG PUTRA TEKNIK.CV
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.